![]() |
Makesta Camp 2018 IPNU IPPNU Kecamatn Plered Purwakarta |
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kita diberi kemampuan akal dan
pikiran yang sehat serta kesehatan jasmani dan rohani. Dan semoga kita
senantiasa dalam lindungan-Nya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin.
Manusia adalah hamba Allah sekaligus pemimpin. Sebagai hamba, kewajibannya
adalah beribadah, mengabdi kepada Allah SWT, menjalankan semua perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya. Sebagai Khalifah, tugasnya adalah meneruskan
risalah kenabian, yakni mengelola bumi Allah SWT. Keduanya terkait, tidak
terpisah, dan saling menunjang. Mencapai salah satunya dengan mengabaikan yang
lain, adalah kemustahilan. Keduanya juga terkait oleh konteks kesejarahan yang
senantiasa bergeser. Inilah amanah suci setiap insan.
IPNU-IPPNU merupakan Organisasi yang bersifat
keterpelajaran, keagamaan, kemasyarakatan, kekaderan dan kebangsaan. Sebagai
Organisasi sosial keagamaan dan kepemudaan, IPNU-IPPNU senantiasa dituntut
untuk mengaktualisasikan tiga visi besar yang salah satunya visi keislaman.
Dengan visi ini kader IPNU-IPPNU dituntut untuk membumikan nilai-nilai
keislaman ala Ahlussunnah Wal Jamaah pada semua aspek kehidupan umat.
Hal ini wajar, sebab IPNU-IPPNU merupakan Organisasi badan otonom NU,
Organisasi terbesar di Indonesia yang selalu berpegang teguh pada ajaran-ajaran
Ahlussunnah Wal Jamaah. Dan IPNU-IPPNU baik secara moral maupun organisasional
mempunyai kewajiban untuk mendukung perjuangan yang akan dilakukan oleh Nahdlatul
Ulama (NU). Untuk itu IPNU-IPPNU harus benar-benar menjadi kader muda NU yang
kelak mampu melanjutkan estafet kepemimpinan generasi tua. Dengan ungkapan
lain, generasi muda, termasuk IPNU dan IPPNU memiliki tanggung jawab besar dan
peran strategis untuk membangun peradaban bangsa Indonesia. Sebab di tangan
pemudalah masa depan dan nasib bangsa ini dipertaruhkan.
Apabila IPNU-IPPNU melempem atau loyo, dapat dipastikan NU dan bangsa Indonesia mendatang akan
semakin tidak karuan. Ini logis sekali, sebab generasi muda yang diharapkan
mampu melanjutkan estafet kepemimpinan agama dan bangsa ternyata mati. Sehingga
tidak ada lagi pemimpin agama dan bangsa yang berkualitas, cerdas, berakhlak
mulia, jujur, adil, cinta kasih, membasmi kebatilan dan membela yang benar.
Berbeda jika IPNU-IPPNU sebagai
generasi muda NU, mempunyai semangat tinggi untuk berlatih untuk mengembangkan
diri serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia, niscaya bangsa ini kelak
akan menjadi bangsa yang adil, makmur dan bermoral. Cita-cita Baldatun
Toyyibatun Warobun Ghofur tercapai, sebab kita pemimpin yang bijaksana dan
berkualitas.
Maka untuk mewujudkan cita-cita tersebut di perlukan
sebuah pengkaderan awal yang di mulai dari bawah secara berkesinambungan dan
dilanjutkan dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang terarah guna menunjang
kemampuan kader-kader baru secara kolektivitas ( Organisasi). Ini merupakan
tantang berat untuk pengurus IPNU-IPPNU untuk mengawal proses kaderisasi yang
optimal dan maksimal.
Tentunya semua itu tidaklah semudah dan seberat yang
kita pikirkan, dikarenakan semuanya tergantung dari pada pengurus dan pimpinan
untuk memikul dan melaksanakan tugas itu dengan komitmen bersama secara
organisasi.
0 komentar:
Posting Komentar