.

PAC IPNU-IPPNU Kec Plered Kab Purwakarta

Jl.Sempur – Cisomang Kp.Sempur Kec Plered Kab.Purwakarta

PAC IPNU-IPPNU Kec Plered Kab Purwakarta

Jl.Sempur – Cisomang Kp.Sempur Kec Plered Kab.Purwakarta

PAC IPNU-IPPNU Kec Plered Kab Purwakarta

Jl.Sempur – Cisomang Kp.Sempur Kec Plered Kab.Purwakarta

PAC IPNU-IPPNU Kec Plered Kab Purwakarta

Jl.Sempur – Cisomang Kp.Sempur Kec Plered Kab.Purwakarta

Kamis, 19 April 2018

Isra’ Mi’raj dalam Kajian Kitab Ulama Nusantara

PAC IPNU IPPNU Kec Plered Purwakarta

Oleh M Rikza Chamami

Peristiwa Isra' dan Mi'raj bagi umat Islam menjadi fenomena sejarah yang sungguh luar biasa, terjadi satu tahun sebelum hijrah (10 tahun dari masa diutusnya Sayyid Muhammad sebagai Nabi) pada malam Isnain tanggal 27 Rajab.

Saat Nabi sendirian tidur di rumah Siti Ummi Hani (saudara kandung Sayyidina Ali) datanglah Jibril untuk memintanya berjumpa Allah. Ada yang menyebutkan Nabi berada di sekitar Masjidil Haram sekitar Hijr Ismail dengan ditemani dua sahabatnya Hamzah dan Ja'far bin Abi Thalib).

Peristiwa inj begitu cepat dimana dalam waktu semalam menyelesaikan perjalanan jalur darat dan jalur udara. Zona destinasi isra' dan mi'raj adalah titik-titik sejarah Nabi sebelum Muhammad. Ini menunjukkan bahwa peristiwa itu adalah bagian dari mu'jizat.

Menguji keimanan orang Islam dapat dilakukan dengan bertanya percaya atau tidak terhadap Isra’ Mi’raj. Saya sangat setuju ini peristiwa luar biasa yang hanya bisa didekati dengan keimanan dan bisa dilakukan dengan saintifikasi Isra’ Mi’raj. Dan jasad Nabi yang bergerak dalam peristiwa ini bersamaan dengan ruhnya yang telah menyatu.

Merenung Sejenak

Tidak terasa bahwa bulan Rajab 1437 H sudah memasuki tanggal 27. Tanggal yang indah dan bersejarah bagi umat Islam karena Rasulullah Muhammad mendapat bonus rihlah ilahiyyah yang diabadikan dengan nama Isra’ Mi’raj.

Syekh Bisri Musthofa Rembang dalam kitab Tiryaqil Aghyar fi Tarjamati Burdatul Mukhtar menjelaskan bahwa waktu yang ditempuh dalam isra' itu sangat singkat dan mi'raj itu seperti qaba qausaini.

Syi'ir yang diterjemah dalam bahasa Jawa dengan tulisan pegon oleh Mbah Bisri ini adalah:

سريت من حرم ليلا الى حرم ٭ كما سرى البدر في داج من الظلم

وبتّ ترقى الى ان نلت منزلة ٭ من قاب قوسين لم تدرك ولم ترم

Dalam catatan terjemahan ini, Mbah Bisri menyampaikan indahnya kata qaba qausaini yang secara lahiriyah bermakna "ujungnya dua pucuk". Padahal ibrah ini adalah terbalik, yang harusnya qaba qausi, jadi artinya dua pucuk.

Ada empat kitab yang secara spesifik menjelaskan Isra’ Mi’raj: 1) Qishshah Mi'rajin Nabi karya Syekh Najmudin Al Ghoidzi: 2) Tashilul Ghiba min Qissatil Isra' wa Mi'rajin Nabi karya Syekh Sahli bin Salim Assamarani: 3) I'anatul Muhtaj fi Qishshatil Isra' wal Mi'raj karya Syekh Ahmad Abdul Hamid Al Qandali: 4) Nurus Siraj fi Bayanil Isra' wal Mi'raj karya Syekh Ahmad Fauzan bin Zain Muhammad bin Muhamma Zain Arrambani.

Dalam kitab itu dijelaskan secara rinci bagaimana proses isra' dan mi'raj itu terjadi. Sehingga etnografi Isra’ Mi’raj terasakan dengan baik dan umat Islam di masa kini masih menikmati kemukjizatan Nabi Muhammad.

Syekh Ahmad Abdul Hamid Kendal mengurai terlebih dahulu keutamaan bulan Rajab sebagai bulan mulia diantara dua belas bulan lainnya. Sebab di bulan Rajab itu banyak peristiwa sejarah, termasuk selamatnya kapal Nabi Nuh.

Lokasi dimana Nabi singgah saat isra' secara detail disebutkan oleh Mbah Ahmad Abdul Hamid. Termasuk saat mi'raj juga secara rinci dijelaskan. Dimana alasan mi'raj oleh Mbah Ahmad disebut adanya kecemburuan antara langit dan bumi yang saling "poyok-pinoyok" (Jawa: mengejek satu dan lainnnya).

Sebab bumi merasa paling mulia karena dihuni oleh Nabi Muhammad. Langitpun akhirnya minta pada Allah agar Nabi Muhammad diperkenankan singgah kesana. Dan itulah yang dikabulkan Allah dalam peristiwa mi'raj.

Syekh Sahli Semarang juga menjelaskan kisah yang sama. Bahwa peristiwa isra' dan mi'raj berjalan sangat cepat dengan segudang kisah yang diceritakan. Kepergian Nabi tengah  malam dan selesai menjelang subuh sudah berada kembali ke Kota Makkah.

Bahkan proses kehadiran Nabi di rumah Ummi Hani hingga Nabi langsung menuju Masjidil Haram untuk mengisahkan apa yang dialaminya juga disinggung dalam kitab Tashilul Ghiba.

Syekh Ahmad Fauzan Rembang menyinggung bahwa peringatan Isra’ Mi’raj itu diperingati dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan kebiasan masyarakat. Termasuk cara mengkaji Isra’ Mi’raj disebutkan ada tiga model: modern, sederhana dan kolot.

Ini menunjukkan bahwa kisah Isra’ Mi’raj itu akan tetap menarik dikaji dari sisi apapun. Sebab itu adalah peristiwa langka yang diabadikan dalam surat Al Isra ayat 1 dan surat Annajm ayat 1-17.

Maka wajar bagi mereka yang tidak mengikuti jejak Nabi tidak akan percaya dengan kisah ini. Sebagaimana disebutkan oleh Syekh Najmuddin Al Ghoizi bahwa orang yang tidak beriman, tidak akan percaya sebagaimana Abu Jahal dan orang kafir Quraisy yang menyebut Nabi sebagai tukang sihir (faramauhu bis sihr).

Jika zaman dahulu sudah ada kelompok yang kufur terhadap Isra’ Mi’raj, maka peristiwa yang sudah hampir 14 abad berlalu itu masih ada yang tidak percaya itu wajar. Dan pasti, mereka yang tidak percaya adalah bukan orang yang beriman. Sedangkan bagi Muslim yang beriman, wajib percaya adanya Isra’ Mi’raj.

Dari kisah Isra’ Mi’raj ini ada dua pesan yang sangat filosofis. Pertama, bahwa isra' dan mi'raj ini menjawab kecemburuan bumi dan langit. Maka semua umat akan menyaksikan betapa kompaknya bumi-langit yang ramah kepada manusia yang beriman.

Kedua, peristiwa Isra’ Mi’raj adalah napak tilas Nabi kepada Senior Nabi dengan ziarah plus visualisasi umat dahulu dan masa mendatang. Oleh sebab itu, zaman sekarang yang terpenting bagi generasi muda adalah sowan kepada ulama dan tokoh agama dan berziarah ke makam auliya'. Sebab kisah isra' dan mi'rah mencontohkan itu.

Dan yang paling mulia adalah, para Senior Nabi sangat sayang kepada Muhammad dan umatnya dalam memberikan ilmu negosiasi ketuhanan, dimana shalat yang asalanya 50 menjadi 5 waktu. Itulah hikmah dari berziarah atau sowan serta tawadlu' kepada Senior Nabi. Wallahu a'lam.

Penulis adalah Mahasiswa Program Doktor & Dosen UIN Walisongo

Selasa, 03 April 2018

PAC IPNU-IPPNU Plered Purwakarta


IPNU-IPPNU sebagai organisasi yang bersifat keterpelajaran, kekaderan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaan yang berhaluan Islam Ahlussunah Waljamaah, Sebagai Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama  yang dalam perkembangannya mengalami perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh tuntutan situasi dan kondisi.
Oleh karenanya menjadi kewajiban setiap warga IPNU - IPPNU untuk terus mempelajari perubahan itu, mengkajinya kemudian mencoba untuk mengatisipasinya. Dan tentunya faktor historis sangat mendukung pula apabila warganya juga senantiasa merenunginya, mempelajari motivasi apa yang melatarbelakangi kelahirannya, dan bagaimana perkembangan organisasi ini dari masa ke masa. Karena dari segi historis pula kita akan mampu untuk menentukan langkah dan alternatif apa yang terbaik yang akan kita jadikan saran untuk terus menyebarluaskan IPNU - IPPNU sekaligus wadah generasi muda NU untuk menyalurkan aspirasi sekaligus sebagai media dakwah.

Sejarah IPNU - IPPNU

SEJARAH IPNU-IPPNU

1. Periode Perintis
Munculnya organisasi IPNU-IPPNU bermula dari adanya jam‘iyah yang bersifat lokal atau kedaerahan. Wadah tersebut berupa kumpulan pelajar dan pesantren yang dikelola dan diasuh para ulama. Jamiyah atau perkumpulan tersebut tumbuh di berbagai daerah hampir di seluruh Wilayah Indonesia, misalnya jam‘iyah Diba‘iyah. Jam‘iyah tersebut tumbuh dan berkembang banyak dan tidak memiliki jalur tertentu untuk saling berhubungan. Hal ini disebabkan karena perbedaan nama yang terjadi di daerah masing-masing, mengingat lahir dan adanya-pun atas inisiatif atau gagasan sendiri-sendiri antar para pendiri.
Tepatnya di Surabaya, putra dan putri NU mendirikan perkumpulan yang diberi nama TSAMROTUL MUSTAFIDIN pada tahun 1936. Tiga tahun kemudian yaitu tahun 1939 lahir persatuan santri Nahdlotul Ulama atau PERSANU. Di Malang pada tahun 1941 lahir persatuan Murid NU. Pada saat itu bangsa Indonesia sedang mengalami pergolakan melawan penjajah Jepang. Putra dan putri NU tidak ketinggalan ikut berjuang mengusir penjajah. Sehingga terbentuklah IMNU atau Ikatan Murid Nahdlotul Ulama di Kota Malang pada tahun 1945.
Di Madura berdiri perkumpulan dari remaja NU yang bernama IJMAUTTOLABIAH pada tahun 1945. Meskipun masih bersifat pelajar, keenam jam‘iyyah atau perkumpulan tersebut tidak berdiam diri. Mereka ikut berjuang dan berperang melawan penjajah Belanda dan Jepang. Hal ini merupakan aset dan andil yang tidak ternilai harganya dalam upaya merebut kemerdekaan.
Tahun 1950 di semarang berdiri Ikatan Mubaligh Nahdlatul Ulama dengan aggota yang masih remaja. Pada tahun 1953 di Kediri berdiri persatuan Pelajar NU (perpanu). Pada tahun yang sama di Bangil berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPENU) dan pada tahun 1954 di Medan berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, dan masih bangayk lagi yang belum tercantum dalam naskah ini.
Seperti tersebut di atas masing-masing organisasi masih bersifat kedaerahan, dan tidak mengenal satu sama yang lain. Meskipun perbedaan nama, tetapi aktifitas dan haluannya sama yaitu melaksanakanb faham atau ajaran Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Titik awal inilah yang merupakan sumber inspirasi dari para perintis pendiri IPNU-IPPNU untuk menyatukan langkah dala membentuk sebuah perkumpulan.

2.Periode Kelahiran
Aspek-sapek yang melatarbelakangi IPNU-IPPNU berdiri antara lain:
2.1 Aspek Idiologis.
Indonesia mayoritas penduduknya adalah beragama Islam dan berhaluan Ahlus Sunnah Wal Jamaah sehingga untuk melesrtarikan faham tersebut diperlukan kader-kader penerus yang nantinya mampu mengkoordinir , mengamalkan dan mempertahankan faham tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta beragama.
2.2. Aspek Paedagogis / Pendidikan
adanya keinginan untuk menjembatani kesenjangan antara pelajar dan mahasiswa di lembaga pendidikan umum dan pelajar di pondik pesantren.
2.3. Aspek Sosiologi
Adanya persaman tujuan, kesadaran dan keihlasan akasn pentingnya suatu wadah pembinaan bagi generassi penerus para Ulama dan penerus perjuangan bangsa.
Gagasan untuk menyatukan langkah dan nama perkumpulan / organisasi tersebut diusulkan dalam muktamar Ma‘arif pada tanggal 24 Februari 1954 M di Semarang. Usulan iniu dipelopori oleh pelajar-pelajar dari Yogyakarta, solo dan semarang yang diwakili oleh Sofwan Cholil Mustahal, Abdul Ghoni, Farida Ahmad, Maskup dan M. Tolchah Mansyur. Muktamar tidak menolak atas inisiatif serta usulan tersebut .Dengan suara bulat dan mufakat dilahirkan suatu organisasi yang bernama IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dengan ketua pertama M Tolchah Mansur, serta pada tanggal itulah ditetapkan sebagai hari lahir IPNU.
Lahirnya IPNU merupakan organisasi termuda dilingkungan NU sebagai langkah awal untuk memasyarakatkan IPNU, maka pada tanggal 29 April –1 Mei 1954 diadakan pertemuan di Surakarta yang dikenal dengan KOLIDA atau Konfrensi Lima Daerah, yang meliputi Yogyakarta, semarang, Kediri, Surakarta dan Jombang dan menetapkan M. Tolchah Mansur sebagai Pucuk Pimpinan (Sekarang Pimpinan Pusat). Selang satu tahun, tapatnya diarena konggres pertama IPNU didirikan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri NU) 3 Maret 1955.

B. Perkembangan IPNU-IPPNU dari Kongres Ke Kongres
Perjalanan IPNU-IPPNU pendeklarasiannya mengalami kemajuan dan perkembangan mengiringi dinamika masyarakat indonesia. Aapun untuk mengkajinya dapat kita buka artefak sejarah IPNU-IPPNU yang dihasilkan dari beberpa konggres.
Konggres I IPNU
Dilaksanakan pada tgl. 24 Pebruari-3 Maret 1955, terpilih sebagai Ketua Umum; M. Tholchah Mansyur, dan pada kesempatan itu juga di deklarasikan IPPNU sebagai patner dalam mengkader generasi NU terutama putri-putrinya. Adapun keputusan penting yang dihasilkannya:
a. Berpartisipasi aktif dalam penataan generasi muda (pelajar) sesuai dengan situasi politik negara.
b. Bersama dengan LP Ma’arif bergerak membina sekolah
c. Mempersiapkan pembentukan wilayah.
Konggres I IPPNU
Dilaksanakan pada tgl. 16-19 Januari 1956, terpilih sebagai Ketua Umum; Ny. Umroh Mansyur, bertempat di Solo. Adapun keputusan penting yang dihasilkannya:
a. Berpartisipasi aktif dalam penataan generasi muda (pelajar) sesuai dengan situasi politik negara.
b. Bersama dengan LP Ma’arif bergerak membina sekolah
c. Mempersiapkan pembentukan wilayah.
Konggres II IPNU
Dilaksanakan pada tgl. 1-4 Januari 1957 di Pekalongan, terpilih sebagai ketua Umum M. Tolchah Mansyur, dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Pembentukan wilayah-wilayah
b. Mengkaji keterkaitan dengan lembaga Pendidikan Ma’arif
c. Berpartisipasi dalam pembelaan negara
d. Mempersiapkan berdirinya departemen kemahasiswaan.
Konggres III IPNU
Dilaksanakan pada tgl. 27-31 Desember 1958, terpilih sebagai ketua Umum M. Tolchah Mansyur, dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mendirikan Departemen Perguruan Tinggi
b. Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
c. Berpartisipasi dalam pertahanan negara
d. Mempersiapkan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
Konggres II IPPNU
Dilaksanakan pada tgl. 27-31 Desember 1958, terpilih sebagai ketua Umum Ny. Umroh Mansyur, dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Pembentukan wilayah-wilayah
b. Mengkaji keterkaitan dengan lembaga Pendidikan Ma’arif
c. Berpartisipasi dalam pembelaan negara
d. Mempersiapkan berdirinya departemen kemahasiswaan.
Konpernsi Besar I
Dilaksanakan pada tgl. 17 April 1960, di Surabaya yang akhirnya mendeklarasikan berdirinya PMII yang awalnya merupakan departemen kemahasiswaan IPNU-IPPNU, juga merumuskan tentang kondisi negara sebagai rasa sikap tanggungjawab IPNU-IPPNU sebagai generasi penerus.
Konggres IV IPNU
Dilaksanakan pada tgl. 11-14 Pebruari 1961 di Surabaya, terpilih sebagai Ketua Umum M. Tolchah Mansyur, akan tetapi mengundurkan diri akhirnya digantikan Ismail Makky dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
b. Berpartisipasi dalam pertahanan negara
c. Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
Konggres III IPPNU
Dilaksanakan pada tgl. 11-14 Pebruari 1961 di Surabaya, terpilih sebagai Ketua Umum Ny. Umroh Mansyur dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
b. Berpartisipasi dalam pertahanan negara
c. Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
Konggres V IPNU
Dilaksanakan pada bulan Juli 1963 di Purwokerto, terpilih sebagai Ketua Umum Ismail Makky dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Merekomendasikan KH. Hasyim As’ari untuk diangkat sebagai pahlawan Nasional
b. Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
c. Berpartisipasi dalam pertahanan negara
d. Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
Konggres IV IPPNU
Dilaksanakan pada bulan Juli 1963 di Purwokerto, terpilih sebagai Ketua Umum Mahmudah Nahrowi dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
e. Merekomendasikan KH. Hasyim As’ari untuk diangkat sebagai pahlawan Nasional
f. Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
g. Berpartisipasi dalam pertahanan negara
h. Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
Konggres VI IPNU
Dilaksanakan pada tgl.20-24 Agustus 1966 di Surabaya bersaman dengan PORSENI Nasional, terpilih sebagai ketua Umum Asnawi Latif dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Lahirnya IPNU sebagai Badan Otonom NU
b. Memindahkan sekretariat Pusat dari Yogyakarta ke Jakarta.
c. Ikut langsung dalam pembersihan G30S/PKI di daerah-daerah
d. Perkembangan politik praktis memaksa NU dan banomnya terseret untuk berkiprah
e. Perkembangan pesat pada olah raga dan seni
Konggres V IPPNU
Dilaksanakan pada tgl.20-24 Agustus 1966 di Surabaya bersaman dengan PORSENI Nasional, terpilih sebagai ketua Umum Faridah Mawardi dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Lahirnya IPPNU sebagai Badan Otonom NU
d. Memindahkan sekretariat Pusat dari Yogyakarta ke Jakarta.
e. Ikut langsung dalam pembersihan G30S/PKI di daerah-daerah
b. Perkembangan politik praktis memaksa NU dan banomnya terseret untuk berkiprah
c. Perkembangan pesat pada olah raga dan seni
Konggres VII IPNU
Dilaksanakan pada tahun 1970 di Semarang, terpilih sebagai ketua Umum Asnawi Latif dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Perkembangan politik praktis memaksa NU dan banomnya terseret untuk berkiprah
b. Perkembangan pesat pada olah raga dan seni
Konggres VI IPPNU
Dilaksanakan pada tahun 1970 di Semarang, terpilih sebagai ketua Umum Ny. Mahsanah Asnawi Latif dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
c. Perkembangan politik praktis memaksa NU dan banomnya terseret untuk berkiprah
d. Perkembangan pesat pada olah raga dan seni
Konggres VIII IPNU
Dilaksanakan pada tgl.20-24 Agustus 1976 di Jakarta, terpilih sebagai Ketua Umum Tosari Wijaya dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mengamanatkan pendirian departemen kemahasiswaan
b. Kiprah IPNU didunia politik mempunyai dampak negatif dan menghambat program pembinaan khususnya dilingkungan sekolah dan kampus serta masyarakat bawah. Meskipun disisi lain memperoleh keuntungan.
Konggres VII IPPNU
Dilaksanakan pada tgl.20-24 Agustus 1976 di Jakarta, terpilih sebagai Ketua Umum Ida Mawaddah dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mengamantkan pendirian departemen kemahasiswaan
b. Kiprah IPNU didunia politik mempunyai dampak negatif dan menghambat program pembinaan khususnya dilingkunga sekolah dan kampus serta masyarakat bawah. Meskipun disisi lain memperoleh keuntungan.
Konggres IX IPNU
Dilaksanakan pada tahun 1981 di Cirebon, terpilih sebagai Ketua Umum Ahsin Zaidi dan Sekjen S. Abdurrahman sedang kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Perkembangan IPNU nampak menurun sebagaimana perkembangan politik negara, dan NU sebagai partai politik (PPP) berimbas pada IPNU, setelah itu UU no. 3 tahu 1985 tentang UU ORSOSPOL dan UU. 8 tahun 1985 tentang Keormasan yang mengharuskan IPNU hengkang dari Sekolahan/
Konggres VIII IPPNU
Dilaksanakan pada tahun 1981 di Cirebon, terpilih sebagai Ketua Umum Titin Asiyah dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Perkembangan IPNU nampak menurun sebagaimana perkembangan politik negara, dan NU sebagai partai politik (PPP) berimbas pada IPNU, setelah itu UU no. 3 tahu 1985 tentang UU ORSOSPOL dan UU. 8 tahun 1985 tentang Keormasan yang mengharuskan IPNU hengkang dari Sekolahan/
Konggres X IPNU
Dilaksanakan pada tgl.29-30 Januari 1988 di Jombang, terpilih sebagai Ketua Umum Zainut Tauhid Sa’ady dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Penerimaan Pancasila sebagai asas IPNU
b. Lahirnya deklarasi perubahan nama dari Pelajar menjadi Putra NU.
Konggres IX IPPNU
Dilaksanakan pada tgl.29-30 Januari 1988 di Jombang, terpilih sebagai Ketua Umum Ulfah Masfufah dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Penerimaan Pancasila sebagai asas IPPNU
b. Lahirnya deklarasi perubahan nama dari Pelajar Putri NU menjadi Putri-Putri NU.
Konggres XI IPNU
Dilaksanakan pada tgl.23-27 Desember 1991di Lasem Rembang, terpilih sebagai Ketua Umum Zainut Tauhid Sa’ady dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Rekomendasi pada pemerintah untuk pembubaran SDSB
b. Pelaksaan kegiatan IPNU tanpa keterikatan dengan IPPNU
c. Pelaksanaan kegiatan harus diteruskan pada struktur hingga kebawah
Konggres X IPPNU
Dilaksanakan pada tgl.23-27 Desember 1991di Lasem Rembang, terpilih sebagai Ketua Umum Ufah Masfufah dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Rekomendasi pada pemerintah untuk pembubaran SDSB
b. Pelaksaan kegiatan IPPNU tanpa keterikatan dengan IPNU
c. Pelaksanaan kegiatan harus diteruskan pada struktur hingga kebawah
Konggres XII IPNU
Dilaksanakan pada tgl.25-30 Januari 1995 di Garut, Jawa Barat dan terpilih sebagai Ketua Umum Hilmy Muhammadiyah, kebijakan yang dihasilkan a.l.: bahwa IPPNU sebagai organisasi kader bertekad mendukung kebijakan NU sebagai organisasi Induk dalam upaya pengembangan organisasi kedepan.
Konggres XI IPPNU
Dilaksanakan pada tgl.25-30 Januari 1995 di Garut, Jawa Barat dan terpilih sebagai Ketua Umum Rosa Makhrusoh, kebijakan yang dihasilkan a.l.: bahwa IPPNU sebagai organisasi kader bertekad mendukung kebijakan NU sebagai organisasi Induk dalam upaya pengembangan organisasi kedepan.
Konggres XIII IPNU
Dilaksanakan pada tgl.23-26 Maret 2000 di Maros Makassar, Sulawesi Selatan, terpilih sebagai Ketua Umum Abdullah Azwar Anas dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mengembalikan IPNU pada visi kepelajaran, sebagaimana tujuan awal pendiriannya.
b. Menumbuh kembangkan IPNU pada basis perjuangan, yaitu sekolah dan pondok pesantren
c. Mengembalikan CBP sebagai kelompok kedisplinan, kepanduan serta kepencinta-alaman.
Konggres XII IPPNU
Dilaksanakan pada tgl.23-26 Maret 2000 di Maros Makassar, Sulawesi Selatan, terpilih sebagai Ketua Umum Ratu Dian dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
a. Mengembalikan IPPNU pada visi kepelajaran, sebagaimana tujuan awal pendiriannya.
b. Menumbuh kembangkan IPPNU pada basis perjuangan, yaitu sekolah dan pondok pesantren
C. Strategi Pengembangan IPNU-IPPNU
Dengan memahami dimensi kesejarahan dan meletakkan sebagai landasan kepentingan organisasi maka sikap komitmen terhadap cita-cita dapat tetap tertanamkan nilai-nilai pengabdian, loyalitas, dedikasi untuk berbakti pada organisasi demi terwujudnya cita-cita para ulama serta kejayaan NU serta bangsa sehingga tercipta baldatun thoyibatun warobbun ghofur
Disamping dimensi kesejarahan sebagai landasan untuk merefleksi kepentingan. Maka IPNU-IPPNU harus mampu mengantisipasi masalah-masalah perubahan situasi dan kondisi serta mampu menatap perkembangan ilmu pengetahua dan teknologi, sehingga dapat menyuguhkan dan menawarkan program-program yang menyentuh kebutuhan masyarakat, sebagaimana hasil Konggres Jombang dengan berbagai macam perubahan. Hal ini dimaksudkan untk mengembalikan citra IPNU-IPPNU sebagai organisasi (ekstra pelajar dan badan otonomi NU yang sekaligus mempertahankan eksistensinya. Adapun untuk menunjukkan eksistensinya sebagai banom NU serta OKP hendaknya memperhatikan sebagai berikut:
1. Rekrutmen Kader
Penerimaan anggota IPNU-IPPNU dapat ditempuh melalui peristiwa yang dinamakan MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) yang merupakan sarana untuk menghantarkan calon kader/anggota dari kehidupan secara individualis menuju pada kehidupan kelompok masyarakat atau berorganisasi. Disamping itu jenjang pengkaderan harus ditingkatkan pada level yang lebih tinggi di organisasi IPNU-IPPNU dengan memprhatikan faktor usia.
Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menggembleng dan mengkristalkan pada diri anggota pada tingkat wawasan dan aktifitas berorganisasi dimasa mendatang.
2. Mekanisme dan Sistem Kadernisasi
Sebagai konsekwensi dari keinginan untuk melahirkan kader-kader yang berkualitas dan punya komitmen yang tinggi, maka terhadap kader perlu diimbangi dengan bentuk pengkaderan yang tersistematis, terencana dan matang.
Adapun hakekat dari sebuah pengkaderan adalah suatu sistem saling terkait satu dengan lainnya. Sebagaimana asas program terpadu yaitu; manfaat, kebersamaan, kesinambungan dan keterpeloporan.
3. Program Organisasi
Disamping itu karena kader merupakan hal yang sangat urgen dalam menenutkan kelangsungan organisasi maka dalam memobilisir dan memberikan motivasi kepada anggota diperlukan kemampuan untuk mengantisipasi perubahan sosial serta dinamika kehidupan bermasyarakat.
Hal tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan Garis-garis Besar Program Kerja Nasional (GBPKN) yang meliputi;
a. bidang organisasi
b. bidang kadernissi
c. bidang partisipasi

Proposal Konferensi Anak cabang ( Konferancab ) IPNU-IPPNU Kec Plered Purwakarta 2018

















PANITIA KONFERENSI ANAK CABANG KE-VI
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
KECAMATAN PLERED KABUPATEN PURWAKARTA
Masa Khidmat 2018-2020

No                  : 098/PAN-KONFERANCAB/III/2018               
Lampiran        : 1 Bundel
Perihal            : PERMOHONAN DANA KEGIATAN


  Kepada Yth.

  ...................................................................
di-
                      Tempat

Assalamualaikum, Wr. Wb
          Alhamdulillahirabil’alamin, Salam silaturahmi kami haturkan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Aamiin.
                                                                                                                                                                                                                 
          Sehubungan akan diselenggarakan acara "Konferensi Anak Cabang Ke-VI IPNU-IPPNU Kec. Plered – Purwakarta Tahun 2018-2020", dengan tema "Regenerasi Kepemimpinan IPNU IPPNU yang Kreatif dan Inofatif untuk Mengawal Ulama dan NKRI dalam Bingkai Ahlussunnah Wal Jama’ah Annahdliyyah".

          Demi terlaksana dan lancarnya kegiatan tersebut, maka dengan ini kami mengajukan permohonan Dana Kegiatan kepada Bapak /Ibu , adapun jenis dan kegiatan serta alokasi dananya terdapat pada lampiran.

          Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas segala perhatian dan restu serta kontribusi Ibu kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum, Wr.Wb
                                                                                                                               
Plered, 26 Februari 2018
Ketua Pelaksana                                              Sekretaris



Siti Halimatussa’diah                                    Nendi Apriki
Mengetahui,
Ketua Pimpinan Anak Cabang
IPNU-IPPNU Kecamatan Plered

Ketua PAC. IPNU                                            Ketua PAC. IPPNU




Moh. Haqie Annazili                                     Dede Juriah









































PROPOSAL
KONFERENSI ANAK CABANG KE-VI
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
KECAMATAN PLERED KABUPATEN PURWAKARTA
Masa Khidmah 2018-2020

I.     PENDAHULUAN
Ikatan Pelajar  Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri  Nahdlatul Ulama merupakan organisasi kader Nahdlatul Ulama di ranah pelajar dan pendidikan serta organisasi kepemudaan dan kepemudian yang mempunyai misi  untuk membangun visi anak muda bangsa, khususnya para pelajar dan santri dalam mengembangkan diri dan mengekspresikan semangat untuk selalu berkarya memajukan bangsa dan negara di bawah naungan organisasi islam terbesar di Indonesia. IPNU dan IPPNU  melihat banyak hambatan, tantangan dan ancaman bagi generasi muda dalam mengembangkan dirinya dalam dunia liberalisasi ekonomi dan politikyang tidak menentu seperti saat sekarang ini.
Melihat kondisi generasi muda sekarang yang dalam kondisi cukup memprihatinkan, banyak terjerumus dalam dunia kriminal, narkoba, terlibat kasus porno aksi dan tindakan lainnya yang menjurus kepada perusakan moral dan ideologi yang tidak jelas. Dan bahkan tidak sedikit generasi muda yang menjadi korban tindakan kekerasan dalam berbagai bentuk. Tentunya hal ini perlu ada evaluasi berasama untuk menemukan formula dan solusi yang tepat dalam menyelesaikan berbagai persoalan tersebut.
Dalam turut serta berpartisipasi aktif menjaga keberlanjutan identitas dan eksistensi peran para pelajar agar tidak terjerumus pada hal – hal yang mengarah pada perilaku negative. IPNU dan IPPNU  selalu berusaha konsis dalam penguatan mental dan spiritual dengan melakukan berbagai kegiatan pengkaderan. Walaupun dalam perjalanannya IPNU dan IPPNU   juga banyak mengalami kendala internal, seperti problematika dalam memproduksi kader IPNU dan IPPNU yang berkualitas dan mampu bermakna dalam melanjutkan estafet perjuangan. Akan tetapi IPNU dan IPPNU  selalu konsisten dengan “Amar ma’ruf nahi munkar” yang selalu menjadi landasan cita-cita bersama.
Tradisi yang dikembangkan oleh IPNU dan IPPNU  salah satunya adalah pengkaderan untuk menjaga konsistensi anak muda, khususnya para komunitas pelajar dari kalangan keluarga NU yang selama ini menjadi basis komunitas IPNU dan IPPNU  . Pengkaderan adalah pilihan strategis yang harus dilakukan agar tidak terjadi kemacetan organisasi pelajar. Tentu saja pilihan strategis adalah dasar utama pilihan tindakan untuk tetap menjaga kiprah IPNU dan IPPNU  agar tetap eksis dalam menjaga identitas politik anak muda dalam keberlanjutannya.
Salah satu media penting pengkaderan adalah Konferensi Anak Cabang  IPNU dan IPPNU  Kecamatan Plered. Tujuan dari konferensi adalah mendorong lahirnya calon-calon pemimpin generasi muda IPNU dan IPPNU  yang mampu menjadi pengawal dan penjaga organisasi IPNU dan IPPNU  , khususnya di wilayah Kecamatan Plered. Lahirnya calon-calon pemimpin dalam Konferensi anak cabang IPNU dan IPPNU  Kecamatan Plered adalah sebuah proses regenerasi kader muda bangsa di tingkatan Kecamatan Plered sebagai estafet pengurus sebelumnya. Tentu saja calon-calon penerus yang dihasilkan mempunyai keharusan visi kuat dan rencana strategis akurat dalam mengembangkan demokratisasi di kalangan anak muda Indonesia. Serta melalui Konferensi Anak Cabang IPNU dan IPPNU  Kecamatan Plered mampu melakukan evaluasi perjalanan pengurus IPNU dan IPPNU  , merumuskan berbagai tantangan social dan reksturisasi kelembagaan sehingga IPNU dan IPPNU  Kecamatan Plered dapat melahirkan kader yang militan dan dapat di andalkan.
Kami percaya bahwa kekuatan lahirnya calon-calon pemimpin melalui Konferensi Anak Cabang IPNU dan IPPNU  Kecamatan Plered akan memberikan dampak berupa kemajuan kuantitas dan kualitas organisasi yang telah lama berkembang. Konferensi Anak Cabang IPNU dan IPPNU  Kecamatan Plered juga mempunyai tujuan untuk melahirkan talenta kepemimpinan dengan visi dan aksi nyata untuk menjawab relitas dan tantangan munculnya regenerasi kepemimpinan masa depanagama, bangsa dan negara.

II.  DASAR KEGIATAN
1.    Peraturan Dasar IPNU dan IPPNU  ;
2.    Peraturan Rumah Tangga IPNU dan IPPNU  ;
3.   Program Kerja PAC. IPNU-IPPNU Kecamatan Plered masa khidmat 2016-2018;
4.   Keputusan Rapat Kerja PAC IPNU dan IPPNU  Kecamatan Plered;

III.   NAMA DAN TEMA KEGIATAN
Nama Kegiatan ini adalah "Konferensi Anak Cabang Ke-VI IPNU-IPPNU Kec. Plered – Purwakarta Tahun 2018-2020", dengan tema "Regenerasi Kepemimpinan IPNU IPPNU yang Kreatif dan Inofatif untuk Mengawal Ulama dan NKRI dalam Bingkai Ahlussunnah Wal Jama’ah Annahdliyyah"

IV.   TUJUAN KEGIATAN
A.      Tujuan Umum
Melahirkan talenta kepemimpinan IPNU dan IPPNU  dengan visi, misi dan aksi nyata untuk menjawab relitas dan tantangan munculnya regenerasi kepemimpinan masa depan agama, bangsa dan negara.
B.       Tujuan Khusus
1.   Mencari keridhoan Allah serta meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT
2.    Laporan pertanggungjawaban PAC IPNU IPPNU Kecamatan Plered Masa Khidmah 2016–2018;
3.    Mengevaluasi, Menilai, menolak atau menerima pertanggung jawaban PAC IPNU IPPNU Kecamatan Plered Masa Khidmah 2016–2018;
4.    Memilih dan Menetapkan Ketua PAC IPNU IPPNU Kecamatan Plered Masa Khidmah 2018–2020;
5.    Memilih dan menetapkan tim formatur P PAC IPNU IPPNU Kecamatan Plered Masa Khidmah 2018–2020;
6.    Menetapkan program umum PAC IPNU IPPNU Kecamatan Plered Masa Khidmah 2018–2020;
7.    Menetapkan keputusan-keputusan lainnya sebagai kebijakan organisasi.

V.                PELAKSANA KEGIATAN
Yang menjadi pelaksana kegiatan ini adalah Panitia Pelaksana yang telah dibentuk pada tanggal 07 Januari 2018 (Susunan panitia sebagaimana terlampir pada lampiran 1).

VI.             ANGGARAN DANA KEGIATAN
Estimasi dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 2.000.000,- (Rincian anggaran dana sebagaimana terlampir pada lampiran 2).




VII.          WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal                    : Minggu, 11 Maret 2018
Waktu                               : 08.00 s/d Selesai
Tempat                              : Yayasan Al-Hikmah Mustofa, Warung Kandang – Plered  Purwakarta

VIII.       PENUTUP
Demikian Proposal ini kami buat, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu terlaksananya acara ini. Tidak lupa permohonan maaf kami sampaikan apabila terdapat kesalahan dalam penulisan proposal ini. Harapan kami, semoga pengajuan proposal ini dapat diterima dan segera terlaksana.

Plered, 26 Februari 2018
                                                                                                  
Ketua Pelaksana                                                                      Sekretaris



Siti Halimatussa’diah                                                            Nendi Apriki

Mengetahui,
Ketua Pimpinan Anak Cabang
IPNU-IPPNU Kecamatan Plered

Ketua PAC. IPNU                                                                    Ketua PAC. IPPNU




Moh. Haqie Annazili                                                             Dede Juriah








Lampiran 1     

SUSUNAN KEPANITIAAN
KONFERENSI ANAK CABANG KE-VI
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
KECAMATAN PLERED KABUPATEN PURWAKARTA
Masa Khidmah 2018-2020


Pelindung                                                       :           MWC. NU Kecamatn Plered
                                                                                    PAC. Muslimat NU Kecamatan Plered
                                                                                    PAC. GP.Ansor Kecamatan Plered
                                                                                    PAC. Fatayat NU Kecamatan Plered

Penanggung Jawab                                       :          
Ketua PAC. IPNU Kecamatan Plered                       :           Moh. Haqie Annazili
Ketua PAC. IPPNU Kecamatan Plered         :           Dede Juriah

Panitia Pelaksana                                          :
Ketua Pelaksana                                              :           Siti Halimatussa’diah
Sekretaris                                                         :           Nendi Apriki
Bendahara                                                       :           Rasti Mulyatini

Seksi-Seksi :
Seksi Acara                                                     :           Ali Ahmad Hudaya
                                                                                    Nendi Apriki
                                                                                    Linda Hodijah
                                                                                    Ayang

Seksi Koordinator Peserta / Mentor                :           Deril
                                                                                    Syahrul Anwar
                                                                                    Ridwan Rosyadi
                                                                                   
Seksi Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi   :           Reza Rizal
                                                                                    Ahmad Ghozin
                                                                                    Diana Khoerunnisa

Seksi Perlatan dan Konsumsi                          :           Irsyad
                                                                                    Firman
                                                                                    Dede Juriah
                                                                                    Muna
Seksi Kesekretariatan, Keamanan
dan Humas                                                      :           Banser, Corps Brigade
                                                                                    Pembangunan (CBP)
dan Korps Pelajar Putri (KPP)


Lampiran 2
ANGGARAN DANA KEGIATAN
KONFERENSI ANAK CABANG KE-VI
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
KECAMATAN PLERED KABUPATEN PURWAKARTA
Masa Khidmah 2018-2020

A.      ATK, Dekorasi dan Dokumentasi
No
Nama
Spesifikasi
Jumlah
Harga Satuan (Rp.)
Jumlah Harga
(Rp.)
1
HVS Copy Paper
A4
2 rim
32.500
65.000
2
Tinta Printer

2 Botol
90.000
180.000
3
Kertas Sertifikat

2 pak
35.000
70.000
1
Spanduk Ruangan
3x2 M
1
35.000
185.000
2
Paku
1 kg

20.000
10.000

Jumlah Total



500.000

B.       Konsumsi
No
Nama
Spesifikasi
Jumlah
Harga Satuan (Rp.)
Jumlah Harga (Rp.)
1
Konsumsi Tamu
-
20 orang
15.000
300.000
2
Konsumsi Panitia
-
 30 orang
15.000
450.000
3
Konsumsi Peserta
-
50 orang
15.000
750.000

Jumlah Total



1.500.000

                  REKAPITULASI
1.      ATK, Dekorasi dan Dokumentasi                             Rp.      500.000
2.      Konsumsi                                                                     Rp.    1.500.000
 


JUMLAH TOTAL                                                      Rp.    2.000.000
 
Dua Juta  Rupiah

SUSUNAN ACARA
KONFERENSI ANAK CABANG KE-VI
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
KECAMATAN PLERED KABUPATEN PURWAKARTA
Masa Khidmah 2018-2020

HARI/TGL
WAKTU
MATERI
INSTRUKTUR
Minggu, 11 Maret 2018

Cek-In dan Penyambutan Peserta dan Tamu Undangan
Panitia &
Majlis Sholawat Hadroh An-Nahdliyah dan Hadroh Al-Hikmah Mustofa
08.00 - 10.30
Pembukaan Kegiatan :
1. Pembacaan Hadiah
2. Penbacaan Ayat Suci Al-Qur’an
3. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Syubanul Wathon dan Mars IPNU IPPNU
4. Sambutan :
a.       Ketua Pelaksana
b.      Ketua PAC IPNU/IPPNU
c.       Ketua PC IPNU/ IPPNU
d.      MWC NU Plered
e.       Polsek/Koramil Plered
f.       Kepala Kecamatan Plered (sekaligus Membuka Acara)
5. Penyerahan Cindramata kepada calon Dimisioner
Panitia
10.30 – 11.00
Istirahat Makan
Panitia
11.00 - 12.00
Diskusi Terbuka
Ust. Yayan Ahmad Mustofa
12.00 - 13.00
Istirahat & Shalat Dzuhur
Panitia
13.00 - 16.00
Sidang Konferancab ke-VI
PAC IPNU IPPNU Purwakarta
16.00 - selesai
Penutupan
Panitia

Catatan : Jadwal Sewaktu-waktu dapat berubah/ Fleksible